Blog ini Berisi Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota (Teknik Planologi), GIS (Geographic Information System), Pengalaman Hidup, serta hal manfaat lainnya

Biografi Barno Suud

 


















Barno Suud dilahirkan di Tuban, Jawa timur. Dari pasangan Orang Tua bernama Kusnan dan Warsini. Masa kecil Barno Suud dihabiskan di sebuah desa yang tidak begitu terkenal, desa Plumpang, Kecamatan plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Barno Suud dari keluarga yang sangat miskin yang serba kekurangan. Bahkan kehidupan keluarga morat-marit saat masih kecil. Kedua Orang tua berpisah saat masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 2. Ayah bekerja sebagai buruh tani.Sedangkan ibu sebagai ibu rumah tangga. Untuk membantu keluarga, saat masih kecil sering berjualan es lilin keliling desa. Sekolah tidak pernah saku. Kecuali kalau diberi uang sama orang lain. Tak jarang ketika sekolah dikasih uang sama gurunya. Walau pun serba kekurangan, tapi dia mampu menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang tinggi. Banyak orang baik yang telah berjasa membantu dalam pendidikannya. Diantaranya: Ibu Maslichah S.Pd, Bapak Ir. Supeni Adi Wiyana, Bapak Givni, Ibu Dra. Hj. Diah Prabaningrum, Bapak Prof. Ir. Budi Santosa, M.Sc., Ph.D. Barno Suud bukanlah anak pintar. Kemampuan pas-pasan. Setelah lulus dari SDN Plumpang 2 Tuban sebagai siswa lulusan terbaik, nilai NEM tertinggi, Barno Suud dijadikan anak angkat oleh Ibunda Maslichah, S.Pd untuk disekolahkan di SMP Negeri 2 Plumpang-Tuban. Selama 3 tahun tinggal bersama Beliau di desa yang berbeda kelahiran, namun masih satu kecamatan. Tepatnya di dusun Sumurgung desa Sumur Jalak Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban. Ibunda Maslichah, S.Pd merupakan Istri dari Bapak Ir. Supeni Adi Wiyana, seorang guru SD yang dulu sering memberi uang. Selama SMP, Barno Suud menjadi siswa yang selalu mendapatkan juara paralel pertama. Dia pencetak juara paralel yang nilainya terpaut jauh dengan juara paralel ke-dua. Selain menonjol di akademis, Barno Suud juga aktif organisasi. Diantaranya OSIS (Sebagai Wakil Bendahara) dan Dewan Penggalang. Dia juga selalu mendapatkan beasiswa prestasi. Setelah lulus SMP sebagai siswa yang mendapatkan predikat lulusan terbaik, dengan NEM tertinggi. Barno Suud menemukan orang tua angkat lagi, bernama Ibunda Dra. Hj. Diah Prabaningrum. Beliau saat itu adalah kepala sekolah baru SMP Negeri 2 Plumpang, tempat Barno Suud menuntut ilmu. Barno Suud menjadi anak angkat Ibunda Dra. Hj. Diah Prabaningrum berkat Ibu Dra. Praptiningsih yang menawarkan dan menceritakan ke Beliau bahwa ada anak yang menonjol yang kepengin sekolah tapi tak ada biaya. Setelah lulus SMP, Barno Suud ketrima di SMA Negeri 1 Tuban. SMA Favorit yang menjadi impiannya. Masuk ke kelas unggulan. Dia merupakan satu-satunya siswa yang pertama kali ketrima di SMA Favorit sejak SMP itu berdiri. Selama SMA Barno Suud tidak tinggal bersama orang Tua Angkat sebagaimana waktu SMP. selama sekolah awalnya ikut ke rumah temen sekolah. Aditya Mahardika. Disana selama 6 bulan (satu semester). Setelah itu tinggal di Sekolah. Di area sekolah ada sebuah rumah dinas kepala sekolah yang kosong. Dia tinggal di sana juga membantu sebagai tukang sapu di Mushola Nurul Iman SMA Negeri 1 Tuban. Saat itu banyak orang yang membantu, diantaranya Pak Andy Suhendra melalui beasiswa Iqro’ Club. Bapak Ir. H. Noor Nahar Husain, M.Si (Yang menjabat sebagai Wakil Bupati Tuban 2 periode) melalui Pak Bambang Puji P, S.Pd. (Guru Biologi) dan putrinya Faiza Bestari Nooranda yang menjadi teman sekelasnya. Selama di SMA Negeri 1 Tuban, dia juga aktif organisasi. Diantaranya OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) sebagai Wakil ketua III PADKS, Rohis (Kerohanian Islam) sebagai Ketua Umum, dan PMR. Namun di Sekolah itu Barno Suud tidak sampai tamat. Dia kemudian dipindah ke SMA yang juga sekabupaten. Sehingga pada saat lulus dia punya 3 almamater SMA. Yaitu SMA Negeri 1 Tuban, SMA Negeri 1 Widang, dan SMA Negeri 2 Tuban. ketika SMA, Barno Suud tidak menonjol. Tapi dia selalu mendapatkan beasiswa. Ibu Dra. Hj. Diah Prabaningrum membiayai Barno Suud selama 3 tahun. Selebihnya harus berjuang lagi. Setelah tamat SMA, karena keinginan kuat untuk terus belajar, Barno Suud nekat-nekatan datang ke Surabaya untuk mengundi nasib. Tanpa modal beasiswa dia berniat ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri. Dia mencoba mengikuti test masuk jalur Nasional. Uang transport ke Surabaya pun dia dapat dari hutang tetangga. Alhasil, dia ketrima di ITS, tepatnya di Jurusan Perencanaan Wilayah dan kota. Kampus impian, salah satu Perguruan Tinggi Terbaik di Negeri ini. Setelah pengumuman ketrima, sekeluarga bingung karena memikirkan uang sebesar itu darimana. Uang untuk daftar ulang. Antara gembira, sedih dan haru. Akhirnya nekat-nekatan tetap datang ke Surabaya dengan minta doa Ibunya. Waktu daftar ulang mengalami proses yang sangat rumit. Dengan modal enol rupiah karena tak punya uang. Karna keinginan yang sangat kuat untuk bisa kuliah, dia berniat menghadap/meloby ke Pejabat ITS yang berwewenang. Dia masuk ke gedung Rektorat. Namun berkali-kali gagal ditolak oleh Petugas. Dia tetap menunggu. Sampai berhari-hari. Datang ke rektorat berkali-kali. Sambil berjuang, ngemis-ngemis ke ITS menyerahkan nasibnya kepada ALLAH di Masjid Manarul Ilmi ITS sambil meneteskan air mata. Saat sudah putus asa, dia datang ke Rektorat lagi. Lagi-lagi dia lagi. Sampai petugasnya hafal. Mungkin saking pusingnya, akhirnya dia disuruh duduk di kursi depan ruang tunggu. Setelah menunggu lama, dilalah kersaning ALLAH, ada anak BEM ITS bernama Mas Ony sedang bertugas mengadvokasi Mahasiswa di Gedung Rektorat, para mahasiswa yang bermasalah secara akademis. Tanpa sungkan Barno Suud menyapa Mas Ony, berkenalan. Mas Ony pun tanya balik. Dan dengan tanpa sungkan Barno Suud menceritakan semua kesusahan yang dialami. Mas Ony bersedia membantu memperjuangkan supaya dia bisa tetep kuliah. Mas Ony mendampingi menghadap ke Pejabat ITS, Melalui proses yang sangat rumit sampai berhari-hari pada akhirnya Barno Suud bisa tertolong untuk bisa kuliah di ITS. Namun itu pun tidak berhenti sampai disitu, banyak hal yang harus dihadapi diantaranya biaya hidup. Kehidupan selanjutnya darimana. Mas Ony dengan ikhlas membantu mencarikan orang yang bisa menolong Barno Suud selama menuntut ilmu di Kampus ITS. Setelah berhari-hari akhirnya ketemu Bapak Prof. Ir. Budi Santosa, M.Sc. Ph.D. Yang saat itu menjadi Pembantu Dekan IV FTI (Fakultas Teknologi Industri). Selama kuliah di ITS dia ditolong oleh Bapak Prof. Ir. Budi Santosa, M.Sc. Ph.D. Dia disumbang biaya hidup, selebihnya SPP dan lainnya berjuang sendiri. Sehingga banyak perjuangan lain yang dilakukan selama kuliah, 3 tahun lebih tinggal di Masjid Kampus (Masjid Manarul Ilmi ITS). Tempat tinggal berpindah-pindah, dan paling lama tinggal di Masjid Kampus (Masjid Manarul Ilmi ITS). Di masjid itu dia membantu sebagai tukang sapu dan membantu mengelola lembaga Zakat Infaq Shadaqah (LMZIS Masjid Manarul Ilmi ITS). Selain itu juga mencari penghasilan lain, seperti ngajar les, ikut proyek Dosen. Dan pernah disuruh bantu-bantu di Laboratorium milik Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITS. Dan pernah bantu-bantu di BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten Tuban bidang Fisik dan Prasarana sebagai tenaga Pemetaan berbasis GIS. Semua itu dilakukan untuk menyambung kerasnya hidup di Surabaya. selain itu selama kuliah Barno Suud juga aktif di beberapa organisasi, diantaranya BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) ITS sebagai Staf Departemen Kesejahteraan Mahasiswa, JMMI (Jamaah Masjid Manarul Ilmi) ITS sebagai Staf Puskom, HMPL (himpunan Mahasiswa Planologi) ITS sebagai Staf Departemen Kesejahteraan Mahasiswa), dan Assaabiquun Planologi ITS sebagai Kepala Departemen Syi'ar. Selama kuliah, Barno Suud tidak berjalan lancar. Nilai pas-pasan. Di akhir kuliah pun terbelit dengan TA (Tugas Akhir)/Skripsi yang tak kunjung selesai. 3 kali ambil mata kuliah seminar dan 5 kali ambil mata kuliah TA (Tugas Akhir)/Skripsi. Namun pada akhirnya di tahun 2015 lulus dengan nilai pas dengan perjuangan luar biasa. :D Alhamdulillah sebelum lulus sudah ketrima kerja di salah satu Instansi yang terletak di Jawa Timur, yang sering bekerja sama dengan instansi-instansi lain dalam mengerjakan Proyek-proyek dari Sabang sampai Merauke. Instansi itu diantaranya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas-Dinas, dan Instansi Swasta, maupun Industri-industri, dan lain sebagainya. Dia sebagai asisten Tenaga Ahli Lingkungan. Dan dengan tenaga ekspert dalam bidang Pemetaan berbasis GIS (Geographic Information System). Semoga sukses selalu... Amiin3x Ya Robbal’alamiin

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk Ikuti FaceBookku! :-)

Tentang Saya


"Perkenalkan Saya Barno Suud, dari Ndeso Kabupaten Tuban. Pemilik situs pribadi ini yang isinya banyak mengangkat kisah perjuangan hidup dari anaknya orang miskin desa. Ditengah kesibukan sebagai seorang Praktisi di Surabaya terpanggil untuk menghidupkan situs ini karena dulu beberapa orang menyarankan agar saya menulis/mengabadikan perjuangan hidup yang sejak kecil penuh dengan tantangan dari keluarga Ndeso yang sangat miskin, namun bercita-cita untuk bisa sekolah setinggi-tingginya. Dan Ketika menuntut ilmu banyak orang-orang baik berjasa menolongnya. Moga ALLAH SWT membalasnya dengan balasan lebih. Aamiin3x Ya Robbal’alamiin
Learn More →

Popular Posts

Recent Posts